Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Tapi Ibarat Mesin Pembunuh

Doni Monardo: COVID-19 Bukan Rekayasa, Tapi Ibarat Mesin Pembunuh
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo foto Gugus Tugas Nasional.

KEMBARA.ID,SURABAYA – Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo tegas mengatakan COVID-19 bukan sebuah rekayasa atau konspirasi yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu.

Hal itu disampaikan Doni ketika memberi arahan dalam Rapat Koordinasi bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Kamis (16/7/2020).

“COVID-19 bukan rekayasa, COVID-19 bukan konspirasi. COVID-19 menjadi mesin pembunuh, ibaratnya COVID-19 ini adalah malaikat pencabut nyawa,” tegas Doni berdasarkan keterangan tertulis yang diterima kembara.id.

Baca juga:

Terbaru Covid-19 di Denpasar, Kasus Positif Bertambah 29 Orang, Sembuh 46 Pasien

Update COVID-19 Bali 16 Juli 2020: Meninggal Dunia Tiga Orang, Positif 112 Orang

Doni perlu menegaskan mengenai hal itu karena masih ada pihak-pihak yang menganggap COVID-19 ini rekayasa. Menurutnya, pemahaman itu tidak bisa dibiarkan. Menurut data global, setengah juta jiwa telah menjadi korban.

Di sisi lain, pemahaman masyarakat yang masih menganggap COVID-19 merupakan konspirasi juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik kepada upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga tingkat kepedulian dan kedisiplinan masyarakat menurun dan dapat menjadi ancaman peningkatan angka kasus.

Oleh sebab itu, Doni mengimbau agar seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah, khususnya wilayah Provinsi Jawa Timur dapat memberikan narasi yang benar dan utuh kepada masyarakat tentang COVID-19.

“Kita harus memberikan narasi yang utuh tentang COVID-19,” jelas Doni.

Bicara mengenai pandemi COVID-19, maka hal itu tidak hanya menyangkut tentang permasalahan kesehatan saja, tetapi juga berpengaruh pada sektor ekonomi dan lapangan kerja masyarakat.

Baca Juga:   Presiden RI ke- 5 Sumbang 2000 Pohon Cemara Udang, Bupati Badung Giri Prasta dan Warga Tanam di Sepanjang Pantai Samigita